Posts

Showing posts from November, 2018

Lihatlah Diri Kita, Kita Sama, Sama-sama Memiliki Perbedaan

Salah satu hal yang menjadikan kita sebagai manusia bermusuhan adalah kita jarang melihat kembali siapa diri kita sendiri, atau  jarang introspeksi diri, dan merasa paling benar. Sering sekali kamu menyuruh orang yang memandangmu sebelah mata untuk berubah, namun kamu pun memandang orang itu dengan sebelah mata. Sering juga kamu menyuruh orang lain untuk tidak menyepelekan tapi impian orang itu kamu anggap hayalan. Tidak jarang kamu menyuruh orang lain untuk tidak merasa paling benar, tapi kamu sendiri selalu menyalahkan yang lain. Juga sering kamu menangis tidak terima saat sekali saja tidak mendapat dukungan dari orang terkasih, namun kamu tidak pernah sekalipun mendukung orang terdekatmu. Pergilah kemanapun kamu mau, gendong sekalian semua sifat patenmu, carilah tempat yang kamu sukai, dan menerimamu, semoga kamu menemukannya. Jika aku, aku akan berpikir, aku ini siapa?, Siapa aku?, Kenapa aku memaksakan kehendakku?, Kenapa aku seperti pemilik nyawanya?, Siapa aku kok sombong

KANCAKU ARTIS

Sikap orang saat sedikit mengenal orang terkenal sebagai teman, ialah merasa bangga. Baru saja Ia mengenal temannya itu saat sudah terkenal, dan merasa bangga, lantas seberapa bangga saya sebagai teman orang terkenal itu sejak orang terkenal itu belum menjadi apa-apa, masih menjadi tumpukan debu dipojok ruangan, masih menjadi papan coretan, hinaan, dan banyak pal-palan disekolah. "Ah mosok? Kamu? Jangan ngaku-ngaku" Kata seorang yang bangga itu setelah mendengar ceritaku. Waduh ya terserah saja, orang teman saya yang terkenal itu sekarang sombong, silahkan saja makan itu perkenalanmu. Saya juga tidak begitu pengen kenal sama orang itu. Kejadian itu malah membuat saya pengen misuh , asu asu Haha kok Kowe ki ngefans berat karo wong koyo ngono ? Enggak, soalnya gini, semua orang itu sama, aku, kamu, dia, dan mereka. Dilahirkan sebagai juara, pemenang sprint melawan jutaan pesaing, dan kita pemenangnya. Mental juara, mental menang seharusnya ada. Kita semua naik level, disaing

Pemicu Perang

Malam kuselami bergaman kopi Begitu saja kepercayaan kulewati Muram masam mukaku tak peduli Menujumu tak kunjung aku sampai Rasa memiliki yang merabit duka dalam yang mulai menjangkit api bahaya dalam dada mulai merakit Mengarungi samudera merah hati yang sakit 4 November 2018

Wong Endonesa

Dulu ada yang ngomong kalau orang luar negeri itu bisa membedakan handphone dengan kamera, dan dia ngomong kalau orang Indonesia ga bisa membedakan itu, maksudnya kalau orang luar negeri itu mau menangkap momentum selalu pakai kamera 📷, sedangkan kalau orang Indonesia campur kamera dan handphone. Oke saya akan membahas satu masalah pemikiran yang mundur ini. Menurut saya kualitas mereka (orang luar negeri) itu masih kalah maju dengan orang Indonesia. Kenapa saya bisa bicara seperti itu, ya karena statement yang saya dengar itu. Coba bayangkan kalau setiap ada momen yang cepat kamu harus buka kamera, kelamaan menurut saya, buka tutup lensa, hidupin kamera, lamaaaa.. sedangkan momentum itu bisa datang sangat singkat.. selain itu apa iya, kemana-mana bawa kamera? Kan enggak.. Nah dalam hal ini, orang Indonesia lebih maju. Kita menggunakan handphone yang berkamera untuk menangkap momentum. Cepat, mudah, dan praktis. Setiap ada kesempatan, jepret !. Karena apa orang kita udah paham betu