Senin Pon

Pagi itu, aku telat bangun, aku belum sepenuhnya sembuh dari sakit yang menimpaku dua hari terakhir. Kepalaku masih sedikit berat, tapi pernafasan sudah mulai normal. Aku tidak sendiri dirumah, ada Antun dan Eko. Dengan mata kriyip-kriyip dan tenggorokan penuh sesak dengan lendir kental, aku bangun dari tidur panjangku. Duduk sebentar, subuh, dan kembali tiduran.

Omen sampai kontrakan setelah Ia mudik. Mengetuk pintu yang masih terkunci, tapi aku tidak peduli karena Antun sudah available, kukira Antun mendengar, ternyata tidak. Akhirnya Omen masuk lewat pintu belakang, dan bertanya pada Antun,

"Tun, pitike ning ndi?"
"Yo ning kandang to"
"Ora enek!"

Omen menyeret Antun kekandang yang Ia lalui sebelum masuk lewat pintu belakang.

"Pid, pitike ning ndi?" Antun bertanya padaku yang tidak fokus

Aku diam saja karena benar-benar tidak fokus

Setelah sepersekian detik aku baru sadar kalau dia bertanya padaku. Aku langsung bangun dan menuju kesana.

Ayam aduan milikku, Omen, Antun, dan Fajar hilang...

Aku tidak percaya akan hal itu, pokoknya aku kaget.

Aku klontang-klantung didepan rumah dan melihat Pak Han sedang menjemur handuknya.

"Pak pitik kulo ilang kabeh ki" teriakku

Kami seperti keluarga yang beda rumah, makanya aku memberi kabar pada Pak Han yang juga penghobi ayam aduan.

"Wooo bajingan! Berarti mambengi kae!" Pak Han kaget sambil melihat isterinya

Wah ada apa ini? Semakin terang saja kejadian ini..

"Lha pripun pak" aku
"Mambengi ki asuku njegogi uwong ning kono kui" kata Pak Han sambil menunjuk pohon talok depan rumah
"Lha tak kiro wong arep nyolong asu, soale awane asuku ditowo bakule sengsu ra tak nehke, njur asuku tak lebokke" lanjutnya

Perasaanku semakin hancur, ketika mendengar itu, rasanya ingin mencari pencuri ayamku itu, ingin kuhajar sampai jadi maling geprek.

Kami pun langsung menuju kandang dan investigasi kecil-kecilan. Singkat cerita, kami mencurigai orang yang sebelumnya menggarap sawah disamping rumah yang juga tidak ramah pada kami. Dan akhirnya ayam-ayam itu kami ikhlaskan.

Sebulan berselang, salah seorang penduduk yang terkenal sebagai maling, lewat depan kontrakan dua kali, aku paham, antisipasi kulakukan bersama omen, kebetulan aku sudah memelihara ayam lagi. Kami pun berencana untuk menjebak maling, melek sampai tengah malam, dan sudah mulai malas menunggu akhirnya kandang ayam kami masukkan kedalam rumah, dan kami memilih untuk tidur.

Tapi tunggu dulu, anjing menggonggong?, ditengah malam?.

Dari kamar aku melihat seorang menaiki motor melewati depan rumah kontrakanku sambil dikejar anjing.

"Pasti ini survey ketiganya" dalam hatiku

Omen keluar, kususul, ternyata Pak Han dan isterinya sudah duluan keluar. Aku masuk lagi, dan tidur dengan nyenyak. Tenang, karena sudah aman, malingnya mungkin nanti kecelik. Mau maling kok ayamnya tidak ada ditempat biasanya, bukan cuma ayamnya, kandangnya juga Haha..

Pintar pintarlah dalam survey lokasi.. Haha

Comments

Popular posts from this blog

Tokoh Masyarakat

Telaga Mriwis Putih (Lake Mriwis Putih)

I'm Not Surprised..