Posts

Showing posts from January, 2020

Gadis Uzbekidul

Sudah lama aku tidak berjalan-jalan di kota Wonosari, Ibukota Kabupaten Gunungkidul ini. Terakhir kali aku menjelajah hiruk pikuk kota kecil ini aku sudah lupa, pokoknya sudah lama sekali. Pernah aku mengutuk kota ini karena banyak gondesnya dan mendesnya. Gondes adalah remaja laki-laki yang alay gitulah, aku malas mendeskripsikan, begitu pula mendes, yang sepertinya istilah untuk gadis-gadis pasangan gondes. Aku juga pernah mengeluh kenapa gadis Gunungkidul itu gendut, pendek, hitam, pesek, dan berjerawat. Hingga saat tadi aku  blusukan di Wonosari, begitu banyak perubahan, tak ada lagi gadis gendut, hitam, pendek, dan berskrup di muka yang berkeliaran, mereka seakan punah begitu saja. Berganti dengan gadis-gadis mancung, langsing, berjari lentik, berbulu mata indah, bermata bening, dengan bibir bagaikan buah kurma yang manis, berkerudung, dan senyumnya... Ahhh apakah aku sedang berada di Tashkent? Tidak, tetapi waktu mengubah mereka menjadi mirip gadis keturunan Arab dan Tionghoa, mi

Surat dari Bapak

Derap langkah kecil si anak sulung Menuju Ibu yang sedang termenung Di belakang rumah menghadap gunung Di samping jemuran yang terhuyung Buru-buru ibu mengelap luhnya Buru-buru si kecil bertanya Ibu, kertas apa yang kau bawa Bolehkah aku melihatnya Puisi dari bapakmu Seraya bergetar Ibu memeluk anaknya itu Ibu, Bukankah bapak seorang serdadu? Ia menulis puisi? Apakah tidak malu? Puisi cinta dan membuatmu sendu ibu Apakah Ia tidak berperang, seperti di pikiranku? Ataukah Ia hanya bersembunyi di balik bilik kakus bau yang terbuat dari bambu? Nak, Kau belum paham juga Semua pria gagah pemberani itu sama Mereka adalah pecinta Yang selalu merindu kekasihnya Walau langit di medan perang selalu kelabu Namun selalu bapak temui wajah ibu Walau jantungnya dihunjam peluru Tetapi Ia hanya kesakitan dikala rindu 18 Januari 2020

Sedayu

Gugusan doa mengalir deras untukmu, kesayangan Ku tulis dengan tangis banyak roman Kisah sesakku tak akan ada tanpa perpisahan Namun apalah arti malam tanpa kerinduan Aku selalu menunggu kau berkabar Aku sudah sangat siap untuk melamar Namun bendera hijau tak kunjung kau kibar Kekasih, mengapa sama sekali kau tak bersuar? Tiba-tiba kita bertemu Di lorong kampus kita dulu Kau berkata maafkan aku Aku sudah kepunyaan seorang engku Seluruh badanku bergetar mendengar itu Apakah kau bergurau? Kau hancurkan pucuk pengharapanku Kau regas cintaku tanpa ragu Berbulan-bulan, bertahun-tahun lamanya Aku mencoba mengubur semuanya Kutinggalkan tempat itu untuk melupa Tentang kisah lama yang menyisakan luka Sedayu, 17 Januari 2020

Tanaman Cabai

Image
Tanaman Cabai Kurasa aku sudah memberi tempat yang baik untuk tanaman ini Sinar matahari cukup Pupuk tersedia Tanahnya selalu basah Tapi kenapa kau layu wahai cabai? Setelah kepergian sang penanammu Kau tampak kurang begitu sehat Kau tampak seperti kangkung yang belum laku di lapak Apakah karena tak pernah lagi mendapatkan cinta dari penanammu dulu Memang tega orang itu Membiarkanmu meratapi rindu Walaupun kalian sering bertemu Tapi kenyataannya Ia lebih cinta laptopnya sekarang Sedayu, 17 Januari 2020

Pembunuh Mawar Putih

Ada beberapa dari kami yang menganggap kuliah adalah halangan untuk hidup dan berkarya. Mereka memiliki keyakinan bahwa mahasiswa yang baik adalah yang memiliki nilai bagus di kampus. beberapa dari mereka menggunakan waktu luangnya untuk berekreasi, bersenang-senang, berfoya-foya, dan berpacaran.  "Yang penting kuliah jalan" kata mereka "Kalau yang penting kuliah jalan kenapa kalian tidak melakukan hal-hal yang lebih produktif" kataku kalau kutemui jawaban itu Mereka memang tidak sadar, atau pura-pura tidak sadar, atau memang bodoh ya, saya pun tidak tahu jawabannya. Hidup bukan sekedar kuliah dan menggunakan waktu luang untuk membalas waktu yang hilang dengan senang-senang. Jika begitu, pada akhirnya kalian akan mendapatkan nilai bagus dan tentunya kertas dambaan kalian, lalu hidup kalian ini akan berulang-ulang. Kerja, senang-senang, kerja, senang-senang, kerja, senang-senang, kaya, takut miskin, kekhawatiran yang dibungkus tawa palsu.  Kalau yang penting kuliah,