Surat dari Bapak

Derap langkah kecil si anak sulung
Menuju Ibu yang sedang termenung
Di belakang rumah menghadap gunung
Di samping jemuran yang terhuyung

Buru-buru ibu mengelap luhnya
Buru-buru si kecil bertanya
Ibu, kertas apa yang kau bawa
Bolehkah aku melihatnya

Puisi dari bapakmu
Seraya bergetar Ibu memeluk anaknya itu
Ibu, Bukankah bapak seorang serdadu?
Ia menulis puisi? Apakah tidak malu?
Puisi cinta dan membuatmu sendu ibu
Apakah Ia tidak berperang, seperti di pikiranku?
Ataukah Ia hanya bersembunyi di balik bilik kakus bau yang terbuat dari bambu?

Nak, Kau belum paham juga
Semua pria gagah pemberani itu sama
Mereka adalah pecinta
Yang selalu merindu kekasihnya

Walau langit di medan perang selalu kelabu
Namun selalu bapak temui wajah ibu
Walau jantungnya dihunjam peluru
Tetapi Ia hanya kesakitan dikala rindu


18 Januari 2020

Comments

Popular posts from this blog

Tokoh Masyarakat

Telaga Mriwis Putih (Lake Mriwis Putih)

I'm Not Surprised..