The Thinker

Aku pernah mendengar lagu Iwan Fals yang berjudul Tince Sukarti binti Mahmud. Lagu itu menceritakan kembang desa blasteran Arab dan Cina yang mengejar mimpi menjadi penyanyi. Aku mendengar lagu ini sejak SMP, ya sekitar tahun 2012-2014 an.. waktu itu belum tervisualkan dalam benakku seperti apa paras tokoh kembang desa dalam lagu ini, sampai saat aku menjelajah belahan bumi utara. Oh ternyata seperti ini wajah Tince Sukarti binti Mahmud. 

Pengetahuanku itu juga dipengaruhi film yang berjudul Mongolia, film yang menceritakan tentang Temujin atau Genghis Khan. Dari situ aku juga ingat dulu aku pernah menonton liputan di tv bahwa ada pemimpin Mongol yang beragama Islam. Ibarat konslet listrik, sambungan kabel-kabel di otakku mulai memercikkan banyak pertanyaan yang merangsang diri untuk mencari tau. Siapa itu Timur Lenk, siapa sebenarnya Uighur, dan ujung-ujungnya kenapa perempuan Uzbek-Kazak begitu cantik.

Dari beberapa tulisanku sebelumnya mungkin kalian melihat aku fanatik terhadap perempuan Uzbek-Kazak, tapi itu tidak benar. Aku juga pengagum perempuan Jawa as always. Cuma apa ya, ini adalah tahapan hidupku, dulu aku cenderung ke Jerman sebab aku membaca sejarah Hitler, setelah itu aku condong ke Jepang karena aku suka ikan Koi, kalau sekarang suka Uzbekistan karena ada sejarah peradaban disana dan tentunya sebagai lelaki normal aku juga kagum dengan kecantikan perempuan uzbek, sudah itu saja. Dan aku mencium peralihan fokus pada diriku, sepertinya aku akan mendalami Baghdad dan Damaskus setelah selesai dengan Uzbekistan. 

Jangan tanya soal Jawa, Jawa itu levelnya paling akhir, aku belum cukup mampu untuk mempelajari sejarah dan budaya Jawa secara detail, bahkan sekedar menghafal nama-nama tokoh Jawa pada masa kerajaan pun aku kesulitan.

...

Hidup soal perjalanan, sekarang kamu bicara A besok belum tentu A, dan itu wajar, karena dalam perjalanan kamu menemui hal baru. Dalam setiap obrolanku dengan para the thinker aku tidak sungkan-sungkan untuk meluruskan hal tersebut, contohnya begini,

"Setelah aku belajar lebih dalam aku mengetahui ternyata ceritanya begini, bukan seperti yang aku katakan 2 tahun lalu, dan bahkan ceritaku sekarang bisa berubah seiring kutemui penemuan baru.. "

Kalau para pemikir, pasti maklum karena mereka paham bahwa hidup ini tentang perjalanan mencari. Kalau orang awam ya paling bilang "mencla-mencle!!". Itu wajar juga sih menurutku, makanya dalam Islam kita dilarang berdebat, apalagi dengan orang bodoh. Bodoh disini aku rasa bukan soal pengetahuan, tapi soal cara berpikir dan menanggapi peristiwa. 

Karena aku percaya bahwa seseorang itu adalah satu kesatuan dari banyak potongan peristiwa, dan pecahan orang lain.

Aku yakin, bukan cuma aku saja yang selalu berpikir dalam, menemukan jawaban diantara bintang-bintang malam, dan diantara tajam sinar matahari. Mungkin kamu, dan mereka juga sepertiku, bukankah jika kita berani berdialog diskusi akan membuat peradaban menjadi lebih cepat maju?.

Namun, kita apatis, atau malas bicara, atau takut salah. Hey bung, kebenaran itu tidak akan ada tanpa ada kesalahan. Begitu juga kalian jangan menghina orang jelek karena kalau tidak ada orang jelek kalian tidak keliatan bagus. Ya kurang lebih seperti itu. 

Ok demikian surat ini aku tulis sebagai bukti hubungan bilateral kita. 

Terimakasih

Comments

Popular posts from this blog

Tokoh Masyarakat

Telaga Mriwis Putih (Lake Mriwis Putih)

I'm Not Surprised..