PEMILU 2019 RUSAK

Assalamualaikum...

revan capres terjadi ditahun ini (2019) setelah sebelumnya capres ini bertemu dan berlaga ditahun 2014. Jarak antara kedua kubu ini semakin renggang setelah insiden penistaan agama islam pada tahun 2016 oleh Basuki Tjahya Purnama atau Ahok yang berdiam dikubu Jokowi. Setelah penistaan itu terjadi banyak ormas islam yang berdemo menuntut agar Ahok dipenjara. Demo ini adalah demo yang super besar yang pernah saya lihat, 411 dan 212. Pada saat demo ini berlangsung, Jokowi selaku Presiden RI saat itu tidak hadir memenuhi undangan penyelenggara demo yang dilakukan oleh ratusan ribu orang bahkan lebih, Jokowi malah mengunjungi sebuah proyek tol kalau saya tidak salah, semakin bencilah peserta aksi 212 kepada Jokowi. Akhirnya Ahok dan Djarot kalah dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta karena ulahnya sendiri yang jelas. Rakyat Jakarta mengangkat Anis Baswedan dan SAndiaga Uno sebagai Gubernur dan Wakil gubernur.

Akhirnya Ahok dipenjara, dan pada tahun 2018 Ahok bebas. Saya sampai heran kok cepat sekali. Entahlah.. Setelah bebas Ahok enggan dipanggil ahok lagi, Ia memilih untuk dipanggil BTP.

Kembali ke 212, para tokoh 212, para ulama, para habaib pun melakukan ijtima' ulama untuk merundingkan siapa yang pantas mengganti Jokowi di 2019-2024. Hasil Ijtima' Ulama keluar, Prabowo kembali yang dipercaya para ulama untuk menjadi capres di 2019 dan didampingi dua opsi cawapres yaitu Salim Segaf (PKS) dan Ust. Abdul Somad. Seakan mendengar sebuah bocoran strategi musuh, kubu petahana pun tidak mau kalah, yang tadinya Mahfud MD yang akan dijadikan cawapres Jokowi tapi tiba-tiba berubah menjadi KH. Ma'ruf Amin yang juga adalah tokoh NU. Adu strategi politik pun terjadi, ketika Jokowi mengumumkan cawapresnya akhirnya Prabowo memutuskan bahwa cawapresnya adalah Sandiaga Uno. Tadinya mau Anis Baswedan, tetapi Anis sudah janji untuk bertugas di DKI jadi ya harus diselesaikan dulu, tidak seperti pak Jokowi dulu.

Pada masa kampanye, Ahmad Dhani yang juga timsesnya Prabowo dipenjara karena dianggap menyebarkan ujaran kebencian, melalui twit lama Ahmad Dhani, Ia bilang "siapa saja yang membela penista agama itu samadengan idiot" kurang lebih seperti itu, ternyata ada yang tidak terima dan menunggu waktu yang tepat untuk menjebloskan Dhani ke penjara. Suasana memanas, ini disinyalir balas dendam kubu Ahok kepada umat muslim 212.

tunggu, menista agama kan buruk ya, kok dibela dan ada yang mendukung?, jadi yang mendukung kan sudah jelas buruk juga.

oke, lanjut..

Di akhir masa kampanye, simpatisan PDI di Jogja berulah, menyerang perumahan FPI, membancok seorang tentara, dan banyak lagi, mereka sebelumnya juga menjadi tokoh utama kerusuhan antara masa PDI dan GPK dijogja, yang mana saat itu jadwal GPK untuk kampanye, tetapi PDI ikut campur akhirnya kres. (saya tidak menjelek-jelekan masa PDI, tapi saya bicara kenyataan). Sebelum pemilu sudah banyak darah, derita dan air mata. Bahkan jauh sebelum itu, terjadi pembunuhan tokoh agama yang dilakukan oleh 'orang gila'. Dan anehnya lagi, pemerintah mengeluarkan peraturan untuk orang gila agar ikut pemilu.

Pemilu

Pemilu tidak berjalan sesuai harapan, kotak suara datang terlambat, begitujuga dengan surat suara. Diberbagai tempat banyak orang yang kehabisan surat suara, padahal mendapat undangan, tidak bisa nyoblos karena terlambat, padahal tidak terlambat. Kecurangan tercium dari hari pertama. Video yang lagi viral ada satu keluarga berjumlah 6 orang, semuanya nyoblos prabowo di TPS yang sama, tetapi di TPS itu hanya ada 1 suara yang mendukung Prabowo, dan penghitungan suara didalam gedung yang mana tidak boleh dilihat orang lain kecuali petugas. Sehari berselang, penghitungan suara cepat pun asal-asalan, pasalnya quick count dimana-mana menang Jokowi, sedangkan form C1 yang sudah diamankan banyak yang menang Prabowo, kalau ini wajar sihm karena stasiun tv itu milik kubu petahana. Ngomong C1, masih banyak C1 yang hilang entah kemana, bahkan ada petugas yang mengamankan C1 terbunuh, kebetulan di TPSnya yang menang adalah Prabowo. Kecurangan tidak berhenti disitu, kotak suara yang seharusnya dibawa kekantor KPU malah mampir ke hotel yang mana segelnya dirusak dan tidak boleh ada orang masuk kedalam ruangan hotel untuk sekedar melihat. Tidak habis akal, aktivis demokrasipun melakukan penghitungan suara sendiri dengan cara melalui foto C1 yang selamat, alhasil Prabowo menang 60%, hasil ini dibagikan di situs jurdil.org yang sudah diblokir dan diganti dengan jurdil.net yang hasilnya jokowi menang.

entahlah, mereka ingin membentuk mindset masyarakat bahwa jokowi tetap presiden atau memang mereka cinta jabatan, dan ingin mengeruk harta nusantara? saya juga tidak tahu. Yang jelas, politik itu kejam, sekuat apapun petahana kalau rakyat marah, indonesia di tahun 2019 akan mengalami de javu peristiwa 98. Kalau kaya gini mending ga usah pakai demokrasi, tapi pakai demokrasu saja. haha.

demikian ringkasan peristiwa 5 tahun terakhir mengenai drama politik indonesia. terimakasih telah membaca, jangan lupa klik iklan ;)

wassalaualikum..

Comments

Popular posts from this blog

Tokoh Masyarakat

Telaga Mriwis Putih (Lake Mriwis Putih)

I'm Not Surprised..