Perempuan Tak Berteman

Menjelang tujuh selepas enam petang aku pulang dengan sisa energi. Petang hari yang lembab dengan rintik-rintik hujan yang membuat asbes berpuisi. Kulihat dikejauhan halte masih kosong,

"Wah kosong nih" kataku

Kusandarkan tubuh lelah dan lemas ditembok halte. Tak lama berselang, seorang perempuan dengan raut yang gelap datang dan duduk di sampingku dengan mulut yang terus nggrundel. Tak sengaja kudengar darinya..

"Dunia memang milik kalian, tidak ada yang lain didunia ini selain kalian..... "

Dan tidak jelas lagi.

Tiba-tiba!

"Kamu nguping ya?" Tanyanya dengan sorot mata yang tajam dan memerah.

Sepertinya Ia habis menangis, atau mungkin baru mau nangis.

Aku diam saja

"Mas aku boleh cerita nggak?"

"Cerita apa mbak?, Jangan cerita dewasa ya"

"Enggaklah.."

"Yaudah, cerita deh"

"Aku punya temen cowok.."

"Oke, terus?" Aku memutus ceritanya

Dia diam sejenak, lalu melanjutkan ceritanya

"Kami kemana-mana bersama, ketawa-ketiwi, saling berbagi lah pokoknya, tapi itu dulu. Sekarang dia udah berubah semenjak kenal seorang perempuan, dia lupa sama temennya, bahkan kalo berpapasan pun dia tidak menyapa kalo aku ga nyapa... "

"Sek mbak, aku seret ngrungokke ceritamu, ada minum?" Tanyaku

"Ga ada, dengerin dulu, aku ga punya temen buat curhat, sekalian aja aku curhat sama orang ga kenal" katanya

"Yaudah buruan, keburu busnya dateng" kataku sambil membunyikan tulang belakang.

"Aku cuma menyayangkan sikapnya itu lho mas" lanjut perempuan itu

"Ya udah mbak, kalo emang dia udah ga setia kawan ya tinggal aja mbak" jawabku

"Gimana mau ninggalin orang setiap hari kita ketemu.." balasnya

"Aku kerja dipabrik BH itu mas, dia juga.." lanjutnya

"Oh, mana korekku tadi.. nah ini dia" aku sambil menyalakan rokok

"Lanjut mbak"

"Jujur aja aku selalu sakit hati sama dia kalau liat dia ketawa-ketiwi sama perempuannya itu, setiap aku ngeliat itu, aku inget dulu aku yang diposisi perempuannya itu.."

"Cuma itu masalahnya?" Tanyaku dengan tenang

"Iya"

"Ya berarti mbak ini ada rasa lebih, bukan sekedar teman tentunya" diagnosaku pada orang itu

"Enggak lah mas, aku cuma temen aja, ga lebih" jawabnya

"Lah kok sampai kaya gitu?" Aku heran

"Dia juga ga pernah bales chatku mas" lanjut lagi si mbak ini..

Saat itu aku sudah mulai males dengerin ceritanya, kuhisap lagi rokokku, kali ini kuhisap dalam-dalam.

"Apa mungkin temenku itu didoktrin sama perempuannya?"

Kupalingkan mukaku, aku tidak tega melihatnya menangis.

"Bisa jadi mbak, tapi bisa juga temen mbak yang masih menjaga hati perempuannya"

"Huft, gimana ya mas, aku masih cemburu, tapi cemburu sebagai teman.."

Air matanya keluar lebih deras dari yang tadi. Aduh, disangka orang aku ngapa-ngapain dia nih, untung tidak ada orang selain kami.

"Udah mbak, ga usah nangis, kalau dia memang teman yang baik dia pasti kembali sama mbak,..."

Omonganku diputus..

"Enggak mas, sikap kami udah beda, kami udah ada jarak, nggak seperti dulu lagi.. tapi aku selalu cemburu"

"Emangnya mbak ga punya temen selain dia?"

"Enggak.."

Bus datang

Kami duduk berjauhan didalam bus
Alhamdulillah, aku bisa istirahat..

Diminggu selanjutnya, dihari yang sama, dan dijam yang sama, aku menunggu bus ditempat yang sama pula. Perempuan yang kemarin datang lagi, tapi tunggu dulu, dia bawa tali, aku hanya melihatnya saja.

"Dia akan lewat sini mas, biarkan dia melihat aku nanti" katanya

Kebetulan dihalte ada lima orang termasuk mbak itu, tiga perempuan lain dan satu laki-laki tentunya aku.

Mbak itu mulai memasang tali dibesi bagian atas halte, selesai, ia mengambil tumpuan dan memasukkan kepalanya kedalam simpul buatannya.

"Loh loh mbak, mau ngapain?" Tanya mbak-mbak lain

"Eh mbak" reflekku langsung mendekatinya

"Tidak mas, biar dia tau kalo aku lebih baik mati daripada kehilangan dia" katanya

Kubiarkan saja dia gantung diri, kulihat ketiga perempuan tadi juga ikut-ikutan gantung diri dibelakangku.

Mereka berteriak memanggil-manggilku,

"Mas!, Mas!"
"Mas!, Mas!"

Sungguh aneh, mereka mati tapi masih bisa memanggilku, eh tapi kok suaranya jadi suara laki-laki?

"Mas, Mas, bangun mas, udah sampai"..  kondektur bus

"Eh ternyata cuma ngimpi, loh tapi mbak-mbak tadi turun dimana ya, ah persetanlah" kataku pelan.

Aku capek sekali, lapar juga, biasanya kalo dalam kondisi kaya gini mie rebus + nonton tv mantap nih..

Hm, lezat..

Breaking News!

Seorang perempuan ditemukan tewas bunuh diri dengan cara gantung diri dibelakang halte pabrik BH sukasusu, diduga Ia depresi karena tidak punya teman, mayatnya sudah busuk, perkiraan sudah beberapa hari yang lalu...

"Ancuk!"

Tamat.

Berdasarkan kisah nyata

Comments

Popular posts from this blog

Tokoh Masyarakat

Telaga Mriwis Putih (Lake Mriwis Putih)

I'm Not Surprised..