Sepi

21.54
Aku baru sadar bahwa malam ini tidak seperti malam-malam sebelumnya, biasanya di sekitar kosku jam segini masih sangat ramai, lha ini bagaikan pukul 01.00, sepi. Naluri dan intelejensi mulai mencari jawaban, mengurai permasalahan, dan menggulungnya menjadi sebuah kesimpulan. 

Sebenarnya, tidak begitu banyak hal yang aku khawatirkan, hanya saja besok harus revisi laporan penelitian, dan sedikit gundah gulana tentang apakah studiku selesai semester ini atau tidak. Dulu aku pernah bilang sama temanku yang bernama Bima, ya dia awalnya tanya, 

"Kowe nek lulus ora tepat waktu pye?"

Dengan gagah berani, dan sedikit bercanda kujawab,

"Metu, ra sah ngenteni lulus"

Tak kusangka satu kalimat spontan itu kini menjadi beban tersendiri buatku, walaupun itu tidak serius haha.

Dulu aku juga sudah dibilangin sama kawan SMA ku, Kang Hendrik, Ia adalah salah satu sahabatku, dan sempat ku beri gelar tangan kanan ketika aku menjabat ketua rohis SMA haha.. dia pernah bilang begini,

"Nek nduwe rencana, ora sah tok omongke sopo-sopo, malah dadi beban.."

Ia berkata demikian kalau ga salah setelah ku curhati mengenai rencanaku yang gagal. Tapi aku lupa rencana apa ya waktu itu. Waktu dia bilang begitu, mungkin hanya kami yang masih di sekolah sore itu, tidak lain tidak bukan ya numpang wifi. 

Uh, malam ini aku mendengarkan nyanyian Almarhum Mbah Surip yang berjudul Surat Cinta, lagu yang cukup jenaka dan mampu mengalihkan kegundahanku malam ini. Haha yoman..

Memang sudah lama aku mengenal musik reggae, bahkan sebelum reggae tenar di sekitar tahun 2014an. Kasus yang sama, aku juga bilang sama temanku yang bernama Cahyo, teman SMP, aku berkata,

"Wiwit saiki, aku cah reggae" 

Haha kalau ingat ya agak lucu ya, aku ngomong itu diperpustakaan SMP ku saat pelajaran bahasa Indonesia kalau tidak salah. Dan waktu itu belum tenar musik reggae itu, baru beberapa bulan setelah aku mendeklarasikan diri malah jadi booming, seketika teman-temanku menjadi rastaman semua haha dan aku banyak teman, karena sebelumnya mereka anak metal dan aku kurang suka musiknya, tapi sekarang malah suka musik keras juga aku.. ya tergantung mood juga sih.

Huft, malam yang sepi ini cukup menguras memoriku, lumayanlah mengasah ingatan. Jadi kalau kata Ari Lasso di sebuah kesempatan, justru momen itu di abadikan dengan cara sederhana saja, biar memori kita tetap hidup, seperti sekarang, aku mengabadikannya hanya dengan tulisan agar ketika aku membacanya lagi beberapa tahun kedepan aku sambil mengasah ingatan..

Yo wis yo, pamit sek.

Comments

Popular posts from this blog

Tokoh Masyarakat

Telaga Mriwis Putih (Lake Mriwis Putih)

I'm Not Surprised..