Posts

Showing posts from 2019

When you lose

Ketika anda tidak bisa menjadi seperti orang lain, maka mengakulah bahwa anda kalah . "Tuhan tidak mewajibkan kita untuk menang, sehingga kalau kalah tidak berdosa, tapi Tuhan mewajibkan kita untuk usaha." (Cak Nun) Jalan satu-satunya adalah berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain. Biarkan saja teman kita sudah sukses duluan, kita doakan saja.. biarin aja temen kita jauh lebih kaya dari kita, kita doain aja..  Ini masalah pembagian peran saja, Tuhan sudah membagi peran kita, jadi ya tidak usah gusar ketika melihat teman lebih dulu sukses atau kaya atau menikah atau apapun itu yang berada didepan anda.  Hidup ini bukan tentang kompetisi, tapi hidup ini tentang perjuangan. Setiap orang memiliki keunggulan masing-masing, memiliki keahlian masing-masing, memiliki durasi masing-masing. Jadi saya kira kurang baik jika kita membandingkan diri sendiri dengan orang lain, kita akan kalah, dan mengakulah.. mengakui kekalahan adalah kemenangan bagi seorang yang kalah. Akuilah.

Perang Akan Berakhir

Semester empat tertolong oleh perkataan Cak Nun soal kuliah. Kuliah itu bertujuan untuk membuat orang tua bahagia. Itu saja.  Aku yang waktu itu sedang bosan-bosannya kuliah, berpikir keras apa yang harus aku lakukan. Perundingan demi perundingan dengan orang tua pun berlangsung, alhasil aku tetap disuruh kuliah dan aku menjalankannya dengan setengah hati. Sampai pada akhirnya aku menyimak perkataan Cak Nun untuk mahasiswa yang sedang berada di fase sepertiku. Dan oh ini, aku mendapatkan jawaban! Jawabannya adalah kuliah itu hanya untuk membahagiakan orang tua, itu saja.  Inti dari kalimat Cak Nun seperti itu, dan itu membuat semangatku kembali lagi.  But, Sekarang, Desember, 2019, akhir semester 5. Hujan mulai turun di bulan ini, keseharianku menelan teori-teori lawas, praktikum formalitas, dan meratapi nasib yang tidak kunjung produktif menghasilkan uang. Hampir setiap sore hujan, dan yang ada di benakku bukan lagi "wah waktunya tidur dengan nyenyak", atau soal kenangan-ken

Hijrah Nanggung

Ketika aku tidak begitu berandalan, dan juga tidak begitu agamis Sepertinya ada sesuatu yang salah, atau memang ideal jika aku berada di tengah, diantara dua sisi yang bertolak belakang. Aku memiliki banyak teman dari kalangan berandalan, dan tidak sedikit juga temanku dari golongan taat beragama. Jujur saja aku memang berada ditengah-tengah itu, mau jadi bajingan tidak berani, mau beragama dengan baik masih kalah sama malas dan nafsu.  Teman-temanku dari dua kubu ini sangat mencintai aku, begitu juga aku mencintai mereka tak pandang warna kaos. For your information, aku selalu respect sama semua temanku, kecuali kalau temanku itu sudah masuk fase dimana disapa ngga nyapa balik, atau pura-pura ga tau, saat itulah respectku hilang seketika. Masalahnya sopo aruh itu penting untuk menjaga hubungan sesama manusia. Saat bergaul dengan kaum dunia hitam, aku dilihat paling agamis, saat bergabung dengan kubu agamis aku terlihat paling bajingan. But, don't judge me, ayo ngobrol tentang apa

Tutur Ambyar (ditulis saat high highnya)

Perpisahan memang biasa terjadi, namun ketidaktahuan kita terhadap pertemuan kembali yang sering membuat kita sedih. Aku adalah pemuda yang berkuliah di kotaku sendiri. Sebagian temanku adalah pemuda dan pemudi dari kota lain yang menimba ilmu di kotaku. Perasaan saat pertama bertemu memang tidak lebih menyenangkan dari masa SMA. Tapi aku merasakan ada sebuah rintangan yang harus ditaklukkan di depanku, yaitu kuliah, bersama mereka. Hal yang paling kukhawatirkan adalah kalau sampai aku lulus paling akhir, betapa kesepiannya hari-hariku tanpa mereka. Bagaimana tidak, ditinggal teman-temanku untuk berlibur dikampung masing-masing pun aku bersedih, teringat kenangan bersama yang itu, itu, itu, dan itu. Dalam perjalanan kami menembus padang rumput dengan permainan licik di dalamnya, beberapa teman kami mengambil keputusan untuk menantang rasi bintang, keluar dari permainan, dan menebas rumput-rumput yang menghalanginya berjalan. Mereka berakselerasi cepat, tegas, dan beringas. Sebenarnya a

Pancal Ngetan

Banyak alasan untuk tetap merokok, pekerjaan yang harus diselesaikan adalah membayar janjiku sendiri. Entah bagaimana jadinya nanti ketika aku menemuimu dikota yang belum pernah kukunjungi sebelumnya. Aku sangat yakin dengan pituduh dari Allah ini, dan bantulah aku menepati janjiku itu "Aku akan berhenti merokok setelah aku menikah" Tak pernah sebelumnya aku seyakin ini, melihat struktur wajahmu yang tak sesempurna kriteriaku namun mendamaikanku, bening matamu memberi harapan besar untukku, senyum tipismu seakan menjadi oase dikeringnya hari-hariku. Singkat cerita Seminggu penuh sebelum aku menemukanmu, aku memohon kepada Tuhan agar disegerakan menyempurnakan separuh agamaku, dan Alhamdulillah kau tiba dalam jarak pandang yang sangat dekat. Kumelihat enerjikmu, tawa lepasmu, dan ukuran tubuhmu yang sepertinya ideal untuk disandingkan denganku. Semakin hari semakin aku tidak bisa menolak takdir Tuhan yang maha cinta. Aku mencintaimu, kekasih. Kata orang maiyah, mencinta

Senin Pon

Pagi itu, aku telat bangun, aku belum sepenuhnya sembuh dari sakit yang menimpaku dua hari terakhir. Kepalaku masih sedikit berat, tapi pernafasan sudah mulai normal. Aku tidak sendiri dirumah, ada Antun dan Eko. Dengan mata kriyip-kriyip dan tenggorokan penuh sesak dengan lendir kental, aku bangun dari tidur panjangku. Duduk sebentar, subuh, dan kembali tiduran. Omen sampai kontrakan setelah Ia mudik. Mengetuk pintu yang masih terkunci, tapi aku tidak peduli karena Antun sudah available, kukira Antun mendengar, ternyata tidak. Akhirnya Omen masuk lewat pintu belakang, dan bertanya pada Antun, "Tun, pitike ning ndi?" "Yo ning kandang to" "Ora enek!" Omen menyeret Antun kekandang yang Ia lalui sebelum masuk lewat pintu belakang. "Pid, pitike ning ndi?" Antun bertanya padaku yang tidak fokus Aku diam saja karena benar-benar tidak fokus Setelah sepersekian detik aku baru sadar kalau dia bertanya padaku. Aku langsung bangun dan menuju kesana

Polusi Tidur

Pada suatu malam, aku berdoa agar aku tidak terlihat, kalau tidak terlihat aku bebas mau kemana saja, dan melakukan apa saja. Akupun melakukan ritual-ritual dan merapal doa, tapi tidak berhasil. Akhirnya aku putus asa, kukira itu hal yang mustahil, tapi beberapa bulan setelah itu.. Tunggu, apakah aku berhasil?! Aku ingin tidak terlihat, apakah aku berhasil?! Ah iya, aku berhasil.. buktinya orang-orang yang biasanya tersenyum padaku sekarang lewat dengan angkuhnya, yang biasanya berpegangan tangan dan berpelukan sekarang tidak pernah melihatku, yang biasanya tertawa bercanda riang gembira bersama kini melewatiku tanpa sapa, yang biasanya berbagi cerita dan cinta denganku kini berbagi cerita dan cintanya dengan orang lain, yang biasanya mengejek dan memukulku sekarang kok tidak lagi, yang dulu aku tolong sekarang kok kalau berpapasan tidak ada reaksi atas senyumku. Oh sudah yakin, aku tidak terlihat. Tapi sek sek sek, kok lampu di jalan yang tidak beraspal masih memberiku bayangan?,

PEMILU 2019 RUSAK

Assalamualaikum... revan capres terjadi ditahun ini (2019) setelah sebelumnya capres ini bertemu dan berlaga ditahun 2014. Jarak antara kedua kubu ini semakin renggang setelah insiden penistaan agama islam pada tahun 2016 oleh Basuki Tjahya Purnama atau Ahok yang berdiam dikubu Jokowi. Setelah penistaan itu terjadi banyak ormas islam yang berdemo menuntut agar Ahok dipenjara. Demo ini adalah demo yang super besar yang pernah saya lihat, 411 dan 212. Pada saat demo ini berlangsung, Jokowi selaku Presiden RI saat itu tidak hadir memenuhi undangan penyelenggara demo yang dilakukan oleh ratusan ribu orang bahkan lebih, Jokowi malah mengunjungi sebuah proyek tol kalau saya tidak salah, semakin bencilah peserta aksi 212 kepada Jokowi. Akhirnya Ahok dan Djarot kalah dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta karena ulahnya sendiri yang jelas. Rakyat Jakarta mengangkat Anis Baswedan dan SAndiaga Uno sebagai Gubernur dan Wakil gubernur. Akhirnya Ahok dipenjara, dan pada tahun 2018 Ahok bebas. Sa

Jika Saya Jadi Presiden

Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh. Jika saya jadi presiden Indonesia, saya akan melakukan hal sebagai berikut; 1. Wajib Militer 2. Membangun swasembada pangan di Indonesia 3. Memproduksi alat dan kendaraan perang 4. Mengubah sistem pendidikan nasional dengan sistem Ki Hajar Dewantara 5. Memutuskan hubungan bilateral dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Israel. 6. Membentuk aliansi perang dunia 3 bersama negara-negara arab, Russia, dan terutama negara Islam. 7. Menghapus Amerika Serikat, Inggris dan Israel dari peta dunia. Demikian, wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Perempuan Tak Berteman

Menjelang tujuh selepas enam petang aku pulang dengan sisa energi. Petang hari yang lembab dengan rintik-rintik hujan yang membuat asbes berpuisi. Kulihat dikejauhan halte masih kosong, "Wah kosong nih" kataku Kusandarkan tubuh lelah dan lemas ditembok halte. Tak lama berselang, seorang perempuan dengan raut yang gelap datang dan duduk di sampingku dengan mulut yang terus nggrundel . Tak sengaja kudengar darinya.. "Dunia memang milik kalian, tidak ada yang lain didunia ini selain kalian..... " Dan tidak jelas lagi. Tiba-tiba! "Kamu nguping ya?" Tanyanya dengan sorot mata yang tajam dan memerah. Sepertinya Ia habis menangis, atau mungkin baru mau nangis. Aku diam saja "Mas aku boleh cerita nggak?" "Cerita apa mbak?, Jangan cerita dewasa ya" "Enggaklah.." "Yaudah, cerita deh" "Aku punya temen cowok.." "Oke, terus?" Aku memutus ceritanya Dia diam sejenak, lalu melanjutkan ceritanya &q

Tuhan Maha Asyik

Akhir 2018, aku masuk dalam lingkaran pengkhianatan. Pilihannya hanya mengkhianati atau dikhianati. Dengan lantangnya aku menjawab "aku memilih untuk mengkhianati" Baru satu orang yang aku khianati, dan itupun tidak sepenuh hati, lingkungan gantian mengkhianatiku. Haha Aku pasti diketawain sama Allah dan para malaikat. Tuhan memang maha asyik.. bercanda gitu lho.. Haha Tapi iya, mungkin itu yang membuat aku dikhianati teman, kekasih dan partner bisnis. Sekarang seakan-akan aku dikerumuni mereka, tentu saja sambil mentertawakanku. Jujur saja, aku merasa dibecandai, jadi aku tetap dan bahkan menjadi lebih cinta sama Allah. Masyaallah. Penglihatanku jadi lebih luas.. beda dengan kemarin, sebelum aku sadar kalau aku cuma dibercandai. Kemarin aku sampai sering menyanyikan.. Nyala tak akan terlalu lama Padam akan datang lebih segera Jika harus mati maka matilah Jika harus kini maka sekaranglah Semoga matimu mati muda Semoga matiku mati muda Pasti Allah, Malaikat, dan Ala

Glupratan Sperma

Apa alasanku untuk aku tidak terima atas kelakuanmu?. Tidak ada. Kamu memang mbajing, dan aku tahu efek samping mengenal orang mbajing. Mulut memang senjata paling ampuh. Pemantiknya adalah otak. Penggeraknya adalah hati. Hatimu sudah kotor, otakmu sudah penuh dengan glupratan-glupratan sperma. Begitu juga dengan ucapanmu, suaramu yang selalu membangkitkan gairah. Semua itu kamu gunakan untuk menghasut orang-orang yang tipis imannya. Astagfirullah... Orang seperti ini yang pada zaman Nabi Sulaiman dibasmi bersamaan dengan pembasmian para setan dan jin yang 'nakal'. Well, apa yang kita cari? Kebahagiaan? Kenikmatan? Atau surga? "Surga" katamu Surga apa yang kamu maksud?, kenikmatan surgawi yang kamu lakukan didunia dengan manusia-manusia yang sama denganmu? Iya?! Wooooaaaa goblok sekali.. kalau kamu tau kapan mati aja nggak apa-apa, terserah, tau waktu kapan berhenti mbajing, dan kapan harus berubah.. tapi kamu kan nggak tau kapan kamu mati.. bisa saja sete

Pancen Asu

Entah yang asu si rektor atau sopirnya. 21 Januari 2019 Diantara pagar bumi tua dan bangunan sekolah tetangga, jalan beraspal dengan trotoar rumput, diujung tempat sampah belakang kantin sekolah itu, didepan warung soto baru, belakang kampus tua yang menjijikkan, Aku keluar dari halaman kampus dengan gagah mengendarai Vega R dan dengan mengenakan flanel juga topi komando. Motorku ku gas perlahan karena itu baru pukul sembilan. Matahari sedang nges-ngesnya , semerbak bau soto yang silih berganti dengan bau sampah. Eee ancuk, momen yang aku rasa sangat mbajing terjadi. Baru saja aku sampai dilajur kiri jalan kecil itu, aku kaget oleh klakson mobil hitam berkaca bening. Aku kenal siapa yang didalamnya, rektorku. Wajahnya murung, atau kesal. Bersandar diantara kursi mobil dan pintu kiri, dahinya berkerut melihat depan. Kukira mobil itu mengklaksonku, tapi ternyata.. Ibu-ibu bersepeda butut dengan kronjot bambu terpaksa turun dari sepedanya, dan minggir memasuki rerumputan pinggir jal