Posts

Showing posts from 2020

Sandarkan Dulu

Hari ini, 15 Oktober 2020. Semalam aku sampai larut mengerjakan proyek komprehensif peternakan. Dua minggu terakhir ini memang seperti itu terus, dan mungkin 3-4 bulan kedepan pun sama. Paginya, hari ini, aku datang kekampus, dengan tujuan bertemu dosen pembimbing tugas akhir, but you know lah, menunggu lama.  Kalian tahu kan efek samping kurang tidur, jadi emosian. Untuk menghindari hal tersebut, kuurungkan niat untuk menghadap paduka dosen. Akhirnya aku pulang, masuk gang kecil diantara warung-warung pinggir jalan, karena itu jalan ke kosku. Hmm, masuklah aku keruangan yang gelap dan pengap.. kosku.. Dalam benakku terngiang, "Sandarkan tubuh lelah, lemas, sandarkan sandarkan dulu.."  Cuplikan lirik dari lagu Jenny di album manifesto, yah memang sepertinya aku harus menanggalkan baju perang dan menyandarkan tubuh lelahku. Karena pertempuran masih panjang jadi kita harus memanajemen kekuatan.  Ini hanya trailer saja, tak ada maksud untuk berbagi pengetahuan, hanya sebagai dok

Hujan Air Mata Rindu

Disini glugar-glugur kekasih, aku tidak sabar menanti hujan, bak aku tidak sabar menanti balasan pesanku darimu. Setiap selesai wudhu, aku selalu menitipkan pesanku pada air, kekasih, biar air yang menyampaikannya padamu ketika di tempatmu hujan. Itulah mengapa di setiap hujan kau selalu merasa ada yang kurang, karena hanya rinduku yang sampai padamu tanpa jasadku di sisimu. Namamu begitu sakral kekasih, sampai-sampai aku tidak berani menyebutnya di sembarang tempat. Aku hanya berani menyebutnya dalam sebuah perenungan dan doaku. Kata Mbah Sujiwo Tejo, "Puncak kangen paling dahsyat, ketika sepasang kekasih tak saling berkomunikasi, tapi diam-diam saling mendoakan"  Hey, kau sangka aku akan menyerah?. Tidak, kekasih. Walaupun aku ambyar dikoyak jarak, walaupun aku gepeng  sekalipun dilindas waktu, aku tak akan menyerah menunggumu.  Apa? Kau senang mendengarnya? Ya, aku juga. Kuharap Kau selalu menjaga kekayaanmu sampai aku menjemputmu, dan ku bawa kau ke negeri ini, negeri de

The Thinker

Aku pernah mendengar lagu Iwan Fals yang berjudul Tince Sukarti binti Mahmud. Lagu itu menceritakan kembang desa blasteran Arab dan Cina yang mengejar mimpi menjadi penyanyi. Aku mendengar lagu ini sejak SMP, ya sekitar tahun 2012-2014 an.. waktu itu belum tervisualkan dalam benakku seperti apa paras tokoh kembang desa dalam lagu ini, sampai saat aku menjelajah belahan bumi utara. Oh ternyata seperti ini wajah Tince Sukarti binti Mahmud.  Pengetahuanku itu juga dipengaruhi film yang berjudul Mongolia, film yang menceritakan tentang Temujin atau Genghis Khan. Dari situ aku juga ingat dulu aku pernah menonton liputan di tv bahwa ada pemimpin Mongol yang beragama Islam. Ibarat konslet listrik, sambungan kabel-kabel di otakku mulai memercikkan banyak pertanyaan yang merangsang diri untuk mencari tau. Siapa itu Timur Lenk, siapa sebenarnya Uighur, dan ujung-ujungnya kenapa perempuan Uzbek-Kazak begitu cantik. Dari beberapa tulisanku sebelumnya mungkin kalian melihat aku fanatik terhadap per

Apakah ini Dendam Lama

Dadi ngene lur,  . (1) Dinasti Ming Tiongkok dulu punya kaisar yang namanya Yongle, nah semasa Yongle berkuasa banyak waktu yang ia habiskan untuk memecah belah Mongolia, kenapa?, karena agar Dinasti Yuan tidak kembali. Yongle melarang penggunaan hal apapun yang berbau Mongol.  . (2) Di Asia Tengah ada salah satu pembesar Mongol yang bernama Timur Lenk, dia lahir di Uzbekistan, dan beragama Islam. Timur adalah buyut Genghis Khan, Khan Agung Mongolia. Timur Lenk sudah menaklukkan India, Persia, Irak, bahkan Turki, ketika Yongle mulai berkuasa. . (3) Sepertinya Timur Lenk mengetahui kelicikan Yongle, atau bisa juga kelicikan Yongle karena tahu akan ada serangan dari Timur. Timur yang akrab dengan kerajaan Eropa berkata bahwa Yongle adalah pencuri dan penjahat. (Padahal masih jahat Timur haha mungkin karena Yongle mencuri tahta dari keponakannya).  . (4) Singkat cerita, Timurid akan menyerang Ming, namun Timur Lenk menghembuskan nafas terakhir sebelum terjadinya perang, padahal dinasti Mi

Core of the core

Mana mungkin Allah tidak mengabulkan doamu, dan sangat tidak etis ketika doamu terkabul lalu kamu berkata, "akhirnya Allah mendengar doaku!!".  Allah itu mendengar semua doa, namun waktu yang kamu kehendaki itu tidak tepat, maka Allah akan mengabulkan doamu diwaktu yang tepat. Jadi gimana? Masih mau usaha mati-matian tanpa berdoa?. Ketika ada masalah tenanglah, you punya Allah yang maha besar, sebesar apapun masalahmu Allah jauh lebih besar!!. Rungokno!!.  Sebesar apapun keinginanmu yang tidak mungkin, ingatlah bahwa Allah lebih besar dari ketidakmungkinan itu, kun fayakun!!. Biar bagaimana pun, ketika kamu selalu ingat Allah maka hidupmu akan selalu penuh harapan, Insyaallah. Saya bukan seorang pandai agama ya, tapi hal semacam ini adalah basic dalam beragama, namun hal kecil kadang dilupakan oleh mereka yang lalai.  Contoh, ketika jodohmu terhalang oleh weton, maka percayalah wiridmu lebih manjur dari pada weton. Itu kata Mbah Nun, ya kurang lebih seperti itu. Allah itu.. w

Haluan Ideologi Pancasila

Satu pertanyaan besar dalam benak saya yaitu kok bisa orang-orang dengan ideologi selain ideologi pancasila bisa sampai kursi DPR? Hmmm semakin terlihat Pondasi negara kita adalah Pancasila, yang mana pondasi ini adalah pondasi yang visioner atau sangat canggih pada masanya. Bahkan negara-negara seluruh dunia tidak ada yang memiliki pondasi sekuat pancasila. Pancasila membuat bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan ras bisa bersatu dibawah naungan merah putih dengan nasionalisme yang penuh. Ini yang membuat kita susah dikalahkan bangsa lain.  Kalau kata Hitler, "bangsa terbaik di dunia adalah bangsa arya". Tapi kalau kata saya, "Hitler kurang berpetualang, kalau dia pernah ke Jawa dia akan berstatmen bahwa bangsa terbaik di dunia adalah Bangsa Jawa" Nah, ngomong-ngomong soal bangsa lain, memang setiap bangsa ingin negaranya menjadi yang paling unggul. Dengan kuatnya pondasi Indonesia, membuat Indonesia saat ini dijadikan tolak ukur negara

Gerutu di Tengah Pandemi

Tahun 2020 pada bulan Maret Indonesia digegerkan dengan terjangkitnya virus corona pada beberapa warga. Setelah sebelumnya pemerintah mendeklarasikan bahwa Indonesia bebas covid-19 (nama keren untuk virus corona). Virus Corona lahir di Wuhan pada tahun 2019, sebenarnya. Maka dari itu, dinamai covid-19. Virus ini hanya butuh waktu kurang lebih 6 bulan untuk menjadi pandemi. Pandemi adalah sebutan untuk wabah yang menyebar keseluruh dunia.  Pemerintah Indonesia sempat salah langkah, hingga akhirnya ratusan rakyat Indonesia mati karena virus ini. Ujung-ujungnya pekerja diliburkan, pelajar diliburkan, dilarang berkumpul, jika keluar rumah harus menggunakan masker, bahkan ada sebuah mall yang mem-phk pegawainya, dan masih banyak hal chaos lainnya. Ambil contoh pelajar atau mahasiswa. Pelajar, home schooling, daring, online. Belajar dari rumah, upload tugas, dan sepertinya tidak ada ujian. Mahasiswa yang akan lulus tertunda, mahasiswa banyak tugas, dan inj yang akan saya bahas. Mahasiswa yan

Gadis Uzbekidul

Sudah lama aku tidak berjalan-jalan di kota Wonosari, Ibukota Kabupaten Gunungkidul ini. Terakhir kali aku menjelajah hiruk pikuk kota kecil ini aku sudah lupa, pokoknya sudah lama sekali. Pernah aku mengutuk kota ini karena banyak gondesnya dan mendesnya. Gondes adalah remaja laki-laki yang alay gitulah, aku malas mendeskripsikan, begitu pula mendes, yang sepertinya istilah untuk gadis-gadis pasangan gondes. Aku juga pernah mengeluh kenapa gadis Gunungkidul itu gendut, pendek, hitam, pesek, dan berjerawat. Hingga saat tadi aku  blusukan di Wonosari, begitu banyak perubahan, tak ada lagi gadis gendut, hitam, pendek, dan berskrup di muka yang berkeliaran, mereka seakan punah begitu saja. Berganti dengan gadis-gadis mancung, langsing, berjari lentik, berbulu mata indah, bermata bening, dengan bibir bagaikan buah kurma yang manis, berkerudung, dan senyumnya... Ahhh apakah aku sedang berada di Tashkent? Tidak, tetapi waktu mengubah mereka menjadi mirip gadis keturunan Arab dan Tionghoa, mi

Surat dari Bapak

Derap langkah kecil si anak sulung Menuju Ibu yang sedang termenung Di belakang rumah menghadap gunung Di samping jemuran yang terhuyung Buru-buru ibu mengelap luhnya Buru-buru si kecil bertanya Ibu, kertas apa yang kau bawa Bolehkah aku melihatnya Puisi dari bapakmu Seraya bergetar Ibu memeluk anaknya itu Ibu, Bukankah bapak seorang serdadu? Ia menulis puisi? Apakah tidak malu? Puisi cinta dan membuatmu sendu ibu Apakah Ia tidak berperang, seperti di pikiranku? Ataukah Ia hanya bersembunyi di balik bilik kakus bau yang terbuat dari bambu? Nak, Kau belum paham juga Semua pria gagah pemberani itu sama Mereka adalah pecinta Yang selalu merindu kekasihnya Walau langit di medan perang selalu kelabu Namun selalu bapak temui wajah ibu Walau jantungnya dihunjam peluru Tetapi Ia hanya kesakitan dikala rindu 18 Januari 2020

Sedayu

Gugusan doa mengalir deras untukmu, kesayangan Ku tulis dengan tangis banyak roman Kisah sesakku tak akan ada tanpa perpisahan Namun apalah arti malam tanpa kerinduan Aku selalu menunggu kau berkabar Aku sudah sangat siap untuk melamar Namun bendera hijau tak kunjung kau kibar Kekasih, mengapa sama sekali kau tak bersuar? Tiba-tiba kita bertemu Di lorong kampus kita dulu Kau berkata maafkan aku Aku sudah kepunyaan seorang engku Seluruh badanku bergetar mendengar itu Apakah kau bergurau? Kau hancurkan pucuk pengharapanku Kau regas cintaku tanpa ragu Berbulan-bulan, bertahun-tahun lamanya Aku mencoba mengubur semuanya Kutinggalkan tempat itu untuk melupa Tentang kisah lama yang menyisakan luka Sedayu, 17 Januari 2020

Tanaman Cabai

Image
Tanaman Cabai Kurasa aku sudah memberi tempat yang baik untuk tanaman ini Sinar matahari cukup Pupuk tersedia Tanahnya selalu basah Tapi kenapa kau layu wahai cabai? Setelah kepergian sang penanammu Kau tampak kurang begitu sehat Kau tampak seperti kangkung yang belum laku di lapak Apakah karena tak pernah lagi mendapatkan cinta dari penanammu dulu Memang tega orang itu Membiarkanmu meratapi rindu Walaupun kalian sering bertemu Tapi kenyataannya Ia lebih cinta laptopnya sekarang Sedayu, 17 Januari 2020

Pembunuh Mawar Putih

Ada beberapa dari kami yang menganggap kuliah adalah halangan untuk hidup dan berkarya. Mereka memiliki keyakinan bahwa mahasiswa yang baik adalah yang memiliki nilai bagus di kampus. beberapa dari mereka menggunakan waktu luangnya untuk berekreasi, bersenang-senang, berfoya-foya, dan berpacaran.  "Yang penting kuliah jalan" kata mereka "Kalau yang penting kuliah jalan kenapa kalian tidak melakukan hal-hal yang lebih produktif" kataku kalau kutemui jawaban itu Mereka memang tidak sadar, atau pura-pura tidak sadar, atau memang bodoh ya, saya pun tidak tahu jawabannya. Hidup bukan sekedar kuliah dan menggunakan waktu luang untuk membalas waktu yang hilang dengan senang-senang. Jika begitu, pada akhirnya kalian akan mendapatkan nilai bagus dan tentunya kertas dambaan kalian, lalu hidup kalian ini akan berulang-ulang. Kerja, senang-senang, kerja, senang-senang, kerja, senang-senang, kaya, takut miskin, kekhawatiran yang dibungkus tawa palsu.  Kalau yang penting kuliah,