Lebih dari 5 tahun lalu saya menulis tentang tokoh masyarakat, kalau tidak salah di blog ini juga. Tulisan saya itu berisi tentang kebijaksanaan atau wisdom seorang tokoh masyarakat di kampung saya. Saya mengatakan bahwa mereka hanya mengikuti usulan orang kaya saja, dan usulan orang miskin hanya dijadikan sebagai angin lalu. Kini, saya menjadi tokoh masyarakat. Karena kerangka berpikir saya adalah sosialis maka saya mendengarkan semua usulan warga, tidak cuma yang kaya tapi yang miskin juga. Seperti, ada seorang petani miskin mengusulkan untuk mengukur pH tanah pertanian, bagi saya ini usulan yang brilian, maka saya wujudkan dengan pengadaan pH meter tanah. Dan itu memang terjadi. Namun kita tidak akan berbicara soal kapitalisme dan sosialisme. Kita akan berbicara soal wisdom. Selayaknya tokoh masyarakat kami dituntut untuk bijaksana dalam hal apapun. Bijaksana sebenarnya tidak bisa dibuat-buat, bijaksana adalah anugerah dari Allah SWT. Namun saya rasa bisa dipelajari dan dilatih. Se...
Lake Mriwis Putih is a lake located in Banyubening 2,Bejiharjo,Karangmojo,Gunungkidul,DIY,Indonesia.The name of this taken from the fowls who also have a story in itself.Lake Mriwis Putih surrunded by the fields and more plant.This lake fairly not well know and not much visit tourists,but in the certain many populations fishing here.To get there,you have to go secretariat Mriwis Putih first,or straight can come to the site if with me :D.If you have to pay through secretariat,if you want free,you not have insurance. For you adventurous true,please visit this place,then you will never forget this place. Look this picture,the lake look so very good,so you should come to lake Mriwis Putih. Thank you.
Setelah memenangkan pertarungan dengan Conor McGregor, Nate Diaz berkata, "I'm not surprised, motherfuckers", Ia mengatakan kepada seluruh penonton. Kata-kata itu adalah sebuah kesombongan yang patut diapresiasi karena memang Nate sebelumnya diremehkan oleh seluruh penonton. Memang begitu cara membungkam mulut-mulut para bedebah yang selalu meremehkan orang lain. Begitu juga dengan yang saya alami. Kata-kata untuk menjatuhkan sudah menjadi sahabat saya sejak belasan tahun lalu, kita mulai ceritanya.. Pada suatu malam, keluarga besar berkumpul di rumah saya, para orang kaya dikeluarga memberi saran kepada ayah saya didepan seluruh anggota keluarga agar tidak menyekolahkan saya di SMPN 1 Karangmojo yang notabene smp saya itu waktu itu smp kaum elit, entah dari kekayaannya ataupun kepintaran siswanya, sedangkan saya sangat bertolak belakang. Bagi saya cara memberitahu demikian adalah sebuah penghinaan. Ibu saya sempat berkata, "wedi diutangi po pye?" karena sanga...
Comments
Post a Comment