Posts

Showing posts from 2021

Legan

Image
Diujung waktu kubuang air, terbesit bocoran rasa ketika sudah tidak legan atau ketika sudah berkeluarga. Rasanya kaya asyik-asyik syahdu gitu. Walaupun belum tentu seperti itu, namanya juga khayal. "Apakah aku ingat rasa ketika aku masih bujang?" Dari pertanyaan itu akhirnya aku menulis ini, sebagai pesan untuk diriku dimasa depan, sebab gini, bocoran rasa itu sangat indah, wanita yang kau inginkan yang kau sebut namanya dalam doamu akhirnya jadi isterimu, kan asyik banget itu. Nah apakah rasa asyik itu akan selalu sama seiring terbiasanya kita berdua dengannya?. Kan enggak, biasanya rasa itu hanya datang saat pertama kali atau saat awal-awal saja karena ketika kita sudah terbiasa kita lupa rasa saat sebelumnya, saat kita sendiri, saat masih legan .  Untuk menanggulangi kehabisan stok syahdu, stok asyik, stok syukur, maka aku menulis gubahan ini saat aku masih bujang, agar aku tetap ingat keadaan dan rasa ketika tak ada wanita disisiku. Dan berharap dari ini kelak aku bisa be

Surat

Menurut pengalamnku membaca surat lebih ngena daripada membaca pesan singkat.  Jadi gini.. Beberapa tahun lalu aku membuka sebuah kotak di dalam lemari dan menemukan secarik surat dari keluarga di kampung. Surat itu ditulis ketika aku masih kecil lalu dikirim ke keluarga kecilku yang berada di perantauan. Ketika membacanya hatiku cukup bergetar, aku merasakan sebuah kehidupan yang sederhana, sangat mengena, dan syahdu. Sampai-sampai aku mbrebes ketika membaca surat itu. Isinya ya cuma menanyakan kabar dan memberi kabar. Dalam imajinasiku surat ini ditulis ketika anggota keluarga berkumpul, setelah Maghrib atau Isya dan ditata dulu kalimatnya sebelum ditulis. Makanya bisa membuat hatiku tersentuh, pertama oleh kalimatnya, kedua oleh imajinasiku sendiri, dan yang ketiga oleh waktu dan ruang yang membuat semua ini terekam atau sisi historisnya lah. Nah, karena pengalaman itu, pengalaman merasakan hal yang berbeda ketika membaca surat dan membaca pesan singkat, maka mengirim surat adalah j

Hobi

Sebagai kaum Saddha pada umumnya, saya memiliki hobi yang banyak. Seperti salahsatunya memelihara hewan peliharaan. Beberapa orang saddha yang saya tahu memiliki hobi yang sama. Ada dua orang perempuan yang saya kenal, dan mereka juga orang saddha dan memiliki hobi yang sama juga dengan saya. Dari sinilah saya mulai berpikir mengenai weton dan mongso seseorang. Ya you know lah kenapa hanya perempuan yang saya tahu, karena buat apa juga nyari weton teman kita yang laki-laki wkwk. Peliharaan saya itu ada Ikan, burung, kambing, ayam dan kucing, sebenarnya saya ingin memelihara anjing juga tapi saya rasa untuk saat ini belum butuh, sehingga saya tidak memenuhi kualifikasi sebagai pemelihara anjing yang baik.  Kalau saya pribadi melihat hewan peliharaan saya sebagai anggota keluarga, walaupun saya sering jual beli hewan ya, tapi hewan yang tidak akan saya jual adalah hewan yang benar-benar sudah menyatu dengan saya. Seperti saya punya burung perkutut silver yang unnamed, saya juga masih bin

Syair Tentara Turki

Setelah beberapa tahun vakum mencintai hamba-Nya yang cantik, aku baru teringat bahwa salah satu cara menyalurkan cinta adalah berpuisi. Bukan aku saja, banyak orang melakukannya.  Dia yang pandai menggoreskan kuas pada kanvas yang membuat penaku tak berhenti menggores kertas kecil tua yang mulai menguning. Lentik jarinya memegang kuas, jeli matanya mencampur cat membuatku kagum.  Sampai saat ini, disini, diantara gemuruh suara senapan, diantara getar tanah oleh mortar, di dalam awan hitam dan pecahan granat, aku selalu mengingat wajahmu diantara cahaya yang begitu silau. Bisakah kau tidak melukis wajah suram para pejuang, kekasih?, sebab dalam peperangan, kami tertawa bahagia karena semua pejuang mengingat kekasihnya.

Rakyat Repot

 Sebelum menulis ini saya membaca tulisan Pak Dahlan Iskan yang berjudul Dari Belgia Kemana (kalau tidak salah). Saya membaca di web Pak Dahlan, disway.id. Tulisan ini membahas tentang BUMN yang akan membeli peternakan di luar negeri yang nantinya sapinya itu akan diimport ke Indonesia. Saya menemukan informasi dari tulisan itu mengenai harga daging sapi akan turun sehingga terjangkau oleh masyarakat. Kalau saya tidak salah tangkap, untuk mencegah peternak lokal gulung tikar maka disarankan peternak lokal untuk beralih menjadi peternak penggemukan, yang mana bakalannya diimport dari peternak kita yang ada di luar negeri. Nah disini saya tidak setuju,  karena tidak ada local pride disini. Memang kita sedang berada diantara dua jurang yang curam. Jika harga dibiarkan naik populasi peternak menurun, dan jika harga diturunkan populasi peternak juga turun, karena bangkrut. Maju kena, mundur kena. Tapi ketika kita memilih untuk impor terus-terusan itu akan lebih berbahaya dalam jangka panjan

Tidak Usah Mengajari Muslim Toleransi

Image
Berawal dari sebuah story orang nasrani di Instagram, yang berbunyi kurang lebih seperti ini, "Andai semua muslim seperti habib ****** pasti umat agama lain tentram". Kalimat itu menggiring opini bahwa muslim selalu membuat onar atau tidak toleransi dengan umat agama lain.  Ditahun sebelumnya, 2020, saya juga pernah mengingatkan teman saya yang membuat story serupa di Instagram, kebetulan mereka nasrani. Dan kebanyakan dari mereka adalah penganut agama yang taat. Saya menghormati itu. But.. Jujur, saya pribadi juga bingung mengapa mereka tertekan hidup diantara muslim. Apakah mereka dilarang untuk beribadah? Perasaan gereja di dekat saya ramai terus kalau minggu. Apakah ritual lain selain ibadah minggu juga dilarang?, Perasaan teman-teman nasrani juga sering kirab keagamaan keliling kampung yang mayoritas penduduknya beragama Islam, itupun ada beberapa warga yang muslim juga membantu mengatur lalu lintasnya. Tapi mengapa sebagian dari mereka tertekan, terusik hingga berprasan

Seni itu...

"Yang dimaksud seni itu apa?" Tanya Mas Dipsi pada saya dan Mas Ilham malam itu di belakang rumah Mas Bahar. "Seni itu keindahan relatif, dan bisa juga digunakan sebagai bahasa" jawabku, Ilham hanga menyimak. Kami mulai masuk ke ranah seni karena awalnya kami bicara soal orang yang dicat silver di lampu merah. Karena bagi Mas Dipsi dengan dicat saja sudah memiliki nilai seni, dan layak untuk diapresiasi. Namun bagi saya beda, cat hanyalah properti pertunjukan, pertunjukan seninya adalah menjadi patung. Ketika mereka tidak berdiam layaknya patung, maka mereka hanya berhasil menumbuhkan imajinasi negatif dalam benak saya yaitu mereka adalah pemalas. Ya terserah kalau kalian tidak terima dengan pernyataan saya, terima atau tidak terimanya anda itu tidak mengubah prespektif saya.  Maksud saya begini, dari sekian banyak manusia patung yang saya temui, 90% pemuda dan masih sehat. Kenapa kesehatan, kekuatan itu tidak dimanfaatkan untuk pekerjaan yang lebih bermartabat dari

Kesenjangan Sosial

Beberapa waktu lalu teman saya berulang tahun, banyak yang memberikan ucapan selamat. Dalam hati, saya berkata "wajarlah, orang dia cantik". Berangkat dari situ saya mulai berpikir mengenai kesenjangan sosial dalam dunia perempuan yang tentunya saya sendiri tidak mengetahui lebih dalam apa yang terjadi.  Saya juga punya teman, teman perempuan yang dipandang oleh orang-orang sebagai perempuan cantik. Dia berbadan tinggi, putih, dan kaya tentunya. Ya sama dengan ciri-ciri temanku yang pertama tadi. Selalu saja Ia dihujani pujian dari banyak orang, perihal kecantikannyalah, perihal kepintarannyalah dan perihal apapun. Saya tau hal ini karena beberapa kali Ia mengumbar chat WhatsAppnya di story.  Waw Apakah perempuan yang tidak putih, tidak tinggi, gemuk dan pendiam juga sering dihujani pujian ya? Atau banyak juga yang memberikan ucapan selamat padanya?. Saya rasa tidak (kecuali Ia anak bos). Jangankan selamat, hari ulang tahunnya pun kawannya tidak ingat.  Perempuan itu selalu m

Gangster Taek

Mereka kira mereka adalah pria sejati, berjalan bersama kawan-kawannya, menggunjing musuh dari belakang, meninggalkan kewajibannya dan melanggar peraturan. Tidak kawan, orang-orang seperti itu tidak lebih dari sekedar pecundang. Jangan sampai kamu salah menerjemahkan bahasa kehidupan. Aku akan memberikan penjelasan. Pria sejati itu menyerang tanpa pasukan. Ijen wani!, Dhewe wani!!, Dhewe turah kendel!!.  Kalau dalam film itu seperti Takiya Genji lah ya. Karena memang pria sejati bisa membuat lawannya takut walaupun sendiri, beda dengan para pecundang, mereka tidak bisa membuat lawannya takut kalau sendiri, jadi membawa pasukan. Ibarat seekor singa itu lebih berwibawa dibandingkan segerombolan heyna.  Begitu juga dengan menggunjing musuh dari belakang, karena mereka tidak berani berucap didepan musuh mereka. Sangat pecundang bukan?. Biasanya orang seperti ini itu banyak ngomong, tapi kalau berpapasan belum tentu berani menatap mata musuhnya.  Meninggalkan kewajibannya, saya hidup di neg

Lelah Sekabeh-kabehe

27/01/21 23.04 Lelah kabeh, aku lelah printer lelah. Printer overheat begitu juga otakku. Tangan kananku nganti pegel, padahal gur ngeprint revisi, total yo 250an halaman. Printerku alesane entek tinta irenge, padahal isih ono, padune wis kesel. Aku barang wis kesel... Leren, turu, lanjutke sesok, kudu mruput, subuh tangi nganti revisian.. 

Gambar

 Ketertarikan orang dengan gambar semakin hari semakin menjadi. Gambar bisa menyampaikan pesan, kini hal ini sepertinya tak lagi berlaku pada tulisan. Mungkin bukan karena tulisan tak mampu menyampaikan pesan, tapi orang tak mau membaca. Sepertinya membaca itu cukup menyulitkan dan membuang-buang waktu. Kami tak mengenal tanda baca, kegunaannya, dan fungsinya. Sekarang hanya gambar dan suara yang mampu menggiring membangun imajinasi baik dalam otak kami. Tulisan hanya membuat imajinasi buruk sesuai suasana hati.  Banyak pasang manusia memutuskan hubungan mereka karena komunikasi buruk, buruk, komunikasi hanya lewat percakapan media sosial. Tapi bagi sebagian orang, tulisan masih menjadi senjata mereka. Aku tidak pandai menggambar, aku tidak pandai bicara, hanya kata yang kugores pada kertas yang dapat kuandalkan. Walaupun sering tak berhasil, terutama untuk mengubah perasaanmu, kekasih.  "Kalau dengan kata-kata tak dapat kujumpaimu, lantas dengan air mata manalagi dapat ku ketuk p

Keresahan Sosial?

 Keresahan sosial yang saya alami? Sementara tidak ada, fokus ku berada pada satu titik yaitu mengakhiri kuliahku ini. Jadi aku tidak begitu memikirkan tentang hal-hal yang terjadi di sekitar, bahkan yang sedang ramai sekarang yaitu polemik peraturan Whatsapp pun aku tidak mengerti. Atau tentang masa depan bangsa? saya optimis sekarang, banyak pemuda kita yang cerdas walaupun agak ngondek. Setidaknya mereka punya power yaitu uang, untuk sekedar mencari bala tentara bayaran yang digunakan untuk melindunginya, saya rasa itu bisa sih. Dengan banyaknya orang pintar maka secara tidak langsung perekonomian akan jalan, seperti tadi contohnya. Kaya tapi ngondek, ga bisa berantem, ya nyewa preman. Bagus sekali ini, semakin banyak mafia semakin maju negeri kita. Selamat istirahat, jangan lupa besok senin.

Bar Semhas

Ternyata semhas tidak semenyeramkan yang aku bayangkan sebelumnya.  H-1 malam, aku menonton film I am Sam (2006). Baru sampai tengah film aku memutuskan untuk berhenti menontonnya, karena aku sangat menjiwai ketika nonton film takut aku jadi seperti Sam saat harus berhadapan dengan dosen. Dari seminar hasil ini aku jadi tau, apa jawaban untuk bahasan-bahasanku selama penelitian ini. Yaitu hasil yang baik dan sudah maksimal jadi tidak bisa signifikan. Ya demikian jawabannya. Tadi, 21 Januari 2021. Aku bertemu Pak Lukman (salah satu dosen yang saya idolakan) beliau berkata bahwa daging yang dikasih sari buah nanas 20% akan hancur, dan itu semakin menguatkan jawaban sebelumnya.  Tapi, ada satu hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh dosen pembimbingku, yaitu, ketika daging hancur, dan menjadi adonan saat panas, nanti akan mengeras saat dingin. Namun itu tidak bisa aku cantumkan dalam skripsi, karena males mencari literatur, tapi bisa juga sih nanti kalau terpaksa. Hmmm.... 1 malam harus s

H-1 Seminar Hasil

 19/01/21 14.27 Besok Seminar Hasil, sore ini hujan deras, aku belum beli konsumsi buat besok. Dan aku tidak nervous, overthinkingku sudah habis minggu kemarin. Cukup lega rasanya ketika mendapat jadwal semhas, setelah sebelumnya aku montang-manting mengejar jadwal. Gerbang kelegahan adalah mendapatkan perlakuan baik dosen, itu saja sudah cukup.  Kemarin aku mendapat kabar dari rumah, bahwasanya kucing kesayangan keluarga, Mesi telah berpulang dan meninggalkan 3 bayi, semalam aku dapat kabar lagi anaknya Mesi yang remaja juga sekarat. 

Sepi

21.54 Aku baru sadar bahwa malam ini tidak seperti malam-malam sebelumnya, biasanya di sekitar kosku jam segini masih sangat ramai, lha ini bagaikan pukul 01.00, sepi. Naluri dan intelejensi mulai mencari jawaban, mengurai permasalahan, dan menggulungnya menjadi sebuah kesimpulan.  Sebenarnya, tidak begitu banyak hal yang aku khawatirkan, hanya saja besok harus revisi laporan penelitian, dan sedikit gundah gulana tentang apakah studiku selesai semester ini atau tidak. Dulu aku pernah bilang sama temanku yang bernama Bima, ya dia awalnya tanya,  "Kowe nek lulus ora tepat waktu pye?" Dengan gagah berani, dan sedikit bercanda kujawab, "Metu, ra sah ngenteni lulus" Tak kusangka satu kalimat spontan itu kini menjadi beban tersendiri buatku, walaupun itu tidak serius haha. Dulu aku juga sudah dibilangin sama kawan SMA ku, Kang Hendrik, Ia adalah salah satu sahabatku, dan sempat ku beri gelar tangan kanan ketika aku menjabat ketua rohis SMA haha.. dia pernah bilang begini,

Sederhana

Sejak beberapa tahun terakhir aku sudah bosan dengan perayaan tahun baru. Hanya ada hitung mundur, pesta kembang api, dan tidur. Flat sekali gitu lho. Dan itu telah dan akan diulang lagi. Bosan cuk. Justru aku kangen momentum ketika berhasil terjaga hingga pukul 00.00. Momentum yang kurasa dulu sebagai penanda aku sudah dewasa haha. Maklum, dulu itu jam tidurku antara jam 9 malam sampai paling malam ya jam 10. Yaaa sekarang pun sama.. tapi kalau diajak melek sampai pagi pun aku sanggup. Pengalaman hidup bersama genk yang memang nokturnal membuatku bisa dan terbiasa hidup di malam hari. Satu hal yang mampu aku banggakan adalah temanku ketika malam beraktivitas dan siang tidur, sedangkan aku malam dan siang beraktivitas terus, dan tidak pernah sakit gara-gara itu, itulah keunggulanku. Ya lagi-lagi hal sepele, tapi cukup menaikkan percaya diri. Mari kita bicara hal sederhana saja, karena dunia sudah terlalu makro untuk kita bicarakan, atau terlalu rumit untuk kita uraikan rangkaiannya. Be